GEJALA OPTIK DI ATMOSFER
Setelah hujan turun biasanya terjadi gejala optic yang dapat dilihat di angkasa seperti pelangi, halo dan aurora.
1. PELANGI
Apabila setelah turun hujan, udara kembali cerah dan sinar matahari dapat sampai di permukaan bumi, sering kita lihat adanya pelangi, dengan berbagai busur warna di udara yang lebih kita kenal dengan sebutan MEJIKUHIBINIU yaitu: merah, jingga (orange), kuning, hijau, biru, nila (indigo) dan ungu (violet).
Pelangi terjadi karena sinar matahari jatuh pada titik-titik air hujan, yang mengakibatkan berkas sinar matahari tersebut dibiaskan dan dipantulkan menjadi spectrum warna (spectrum radiasi) oleh titik air hujan.
Tampak pada gambar:
2. HALO
Halo adalah lingkaran sinar putih disekeliling bulan atau matahari, namun yang sering kita lihat adalah halo bulan karena pada waktu malam langit terihat gelap. Halo sangat jelas terlihat ketika bulan bersinar terang setelah sore herinya terjadi hujan.
Halo terjadi karena sinar bulan menembus Kristal-kristal es yang terdapat pada awan yang tinggi (6.000 – 12.000 m diatas permukaan air laut) seperti awan Cirrus, Cirrostratus dan Cirrocumulus, sehingga sinar bulan dibiaskan oleh Kristal-kristal as tersebut.
Tampak pada gambar:
Halo Matahari
Halo Bulan
3. AURORA
Yaitu cahaya yang bersinar pada malam hari di langit sekitar wilayah lingkaran kutub (cahaya kutub). Aurora yang bersinar di kutub utara dinamakan AURORA BOREALIS, sedangkan yang bersinar di kutub selatan dinamakan AURORA AUSTRALIS.
Proses aurora terjadi di lapisan IONOSFERA (termosfera bagian bawah) sebagai akibat pengobaran (pemijaran) ion-ion yang bermuatan listrik oleh partikel-partikel radiasi matahari yang memiliki energy sangat tinggi, sehingga dari bumi tampak sebagai cahaya kutub.
Tampak pada gambar:
Aurora Borealis
Aurora Australis
1. PELANGI
Apabila setelah turun hujan, udara kembali cerah dan sinar matahari dapat sampai di permukaan bumi, sering kita lihat adanya pelangi, dengan berbagai busur warna di udara yang lebih kita kenal dengan sebutan MEJIKUHIBINIU yaitu: merah, jingga (orange), kuning, hijau, biru, nila (indigo) dan ungu (violet).
Pelangi terjadi karena sinar matahari jatuh pada titik-titik air hujan, yang mengakibatkan berkas sinar matahari tersebut dibiaskan dan dipantulkan menjadi spectrum warna (spectrum radiasi) oleh titik air hujan.
Tampak pada gambar:
2. HALO
Halo adalah lingkaran sinar putih disekeliling bulan atau matahari, namun yang sering kita lihat adalah halo bulan karena pada waktu malam langit terihat gelap. Halo sangat jelas terlihat ketika bulan bersinar terang setelah sore herinya terjadi hujan.
Halo terjadi karena sinar bulan menembus Kristal-kristal es yang terdapat pada awan yang tinggi (6.000 – 12.000 m diatas permukaan air laut) seperti awan Cirrus, Cirrostratus dan Cirrocumulus, sehingga sinar bulan dibiaskan oleh Kristal-kristal as tersebut.
Tampak pada gambar:
Halo Matahari
Halo Bulan
3. AURORA
Yaitu cahaya yang bersinar pada malam hari di langit sekitar wilayah lingkaran kutub (cahaya kutub). Aurora yang bersinar di kutub utara dinamakan AURORA BOREALIS, sedangkan yang bersinar di kutub selatan dinamakan AURORA AUSTRALIS.
Proses aurora terjadi di lapisan IONOSFERA (termosfera bagian bawah) sebagai akibat pengobaran (pemijaran) ion-ion yang bermuatan listrik oleh partikel-partikel radiasi matahari yang memiliki energy sangat tinggi, sehingga dari bumi tampak sebagai cahaya kutub.
Tampak pada gambar:
Aurora Borealis
Aurora Australis
AWAN
Maret 30, 2010 Awan adalah masa udara di permukaan bumi yang mengandung uap air, karena terjadi evapotranspirasi (penguapan yang terjadi karena pemanasan sinar matahari terhadap daerah perairan dan tumbuhan, bergerak naik ke atas). Karena kenaikan ketinggian ini suhunya mengalami penurunan.
Sampai ketinggian tertentu, akibat penurunan suhu ini, nilai tekanan uap menjadi maksimum sama dengan nilai tekanan uap yang ada (actual), sehingga nilai kelembaban relatifnya mencapai 100%, dan udara tersebut menjadi JENUH.
Akibatnya terjadilah proses kondensasi atau pengembunan dimana uap air yang dikandung oleh udara tersebut berubah menjadi titik-titik air. Kumpulan titik air itu dinamakan AWAN. Sedangkan ketinggian dimana uap air berkondensasi disebut BATAS TINGGI KONDENSASI.
Dilihat dari bentuknya:
1. AWAN CIRRUS
Awan yang berbentuk halus seperti kapas
2. AWAN CUMMULUS
Awan yang berbentuk bergumpal-gumpal menyerupai bulu domba
3. AWAN STRATUS
Awan yang berbentuk berlapis-lapis
Nama-nama awan yang lainnya merupakan kombinasi dari ketiga jenis awan tersebut. Misalkan awan cirrostratus, yaitu awan cirrus yang berlapis-lapis. Awan stratocumulus, yaitu awan cumulus yang berlapis-lapis.
contoh awan cirrostratus
contoh awan stratocummulus
Jika suatu jenis awan banyak mengandung uap air sehingga besar kemungkinan menimbulkan hujan maka dalam penamaannya ditambah dengan kata NIMBO atau NIMBUS, seperti cumulonimbus dan nimbostratus.
Berdasarkan ketinggiannya:
1. AWAN TINGGI
Awan yang terletak pada ketinggian antara 6.000 – 12.000 meter diatas permukaan air laut. Contoh: cirrus, cirrostratus dan cirrocumulus
2. AWAN PERTENGAHAN (MEDIUM)
Awan yang terletak pada ketinggian antara 2.000 – 6.000 meter diatas permukaan air laut. Contoh: altostratus dan altocumulus
contoh gambar altocummulus
3. AWAN RENDAH
Awan yang terletak pada ketinggian kurang dari 2.000 meter diatas permukaan air laut. Contoh: cumulus, stratus, cumulonimbus, nimbostratus dan stratocumulus.
4. KABUT atau FOG
Apabila awan (kumpulan titik-titik air) ini sangat dekat dengan permukaan bumi.
Sampai ketinggian tertentu, akibat penurunan suhu ini, nilai tekanan uap menjadi maksimum sama dengan nilai tekanan uap yang ada (actual), sehingga nilai kelembaban relatifnya mencapai 100%, dan udara tersebut menjadi JENUH.
Akibatnya terjadilah proses kondensasi atau pengembunan dimana uap air yang dikandung oleh udara tersebut berubah menjadi titik-titik air. Kumpulan titik air itu dinamakan AWAN. Sedangkan ketinggian dimana uap air berkondensasi disebut BATAS TINGGI KONDENSASI.
Dilihat dari bentuknya:
1. AWAN CIRRUS
Awan yang berbentuk halus seperti kapas
2. AWAN CUMMULUS
Awan yang berbentuk bergumpal-gumpal menyerupai bulu domba
3. AWAN STRATUS
Awan yang berbentuk berlapis-lapis
Nama-nama awan yang lainnya merupakan kombinasi dari ketiga jenis awan tersebut. Misalkan awan cirrostratus, yaitu awan cirrus yang berlapis-lapis. Awan stratocumulus, yaitu awan cumulus yang berlapis-lapis.
contoh awan cirrostratus
contoh awan stratocummulus
Jika suatu jenis awan banyak mengandung uap air sehingga besar kemungkinan menimbulkan hujan maka dalam penamaannya ditambah dengan kata NIMBO atau NIMBUS, seperti cumulonimbus dan nimbostratus.
Berdasarkan ketinggiannya:
1. AWAN TINGGI
Awan yang terletak pada ketinggian antara 6.000 – 12.000 meter diatas permukaan air laut. Contoh: cirrus, cirrostratus dan cirrocumulus
2. AWAN PERTENGAHAN (MEDIUM)
Awan yang terletak pada ketinggian antara 2.000 – 6.000 meter diatas permukaan air laut. Contoh: altostratus dan altocumulus
contoh gambar altocummulus
3. AWAN RENDAH
Awan yang terletak pada ketinggian kurang dari 2.000 meter diatas permukaan air laut. Contoh: cumulus, stratus, cumulonimbus, nimbostratus dan stratocumulus.
4. KABUT atau FOG
Apabila awan (kumpulan titik-titik air) ini sangat dekat dengan permukaan bumi.
trims.. berguba banget dalam mengerjakan tugas dri guru.. ^^
BalasHapus